Aku dan Karya Seni dari Inggris
Assalamualaykum
Waalaykumsalam
Ada yang mungkin sedikit saya
sesali ketika saya mengakhiri kalimat yang sedang saya tulis ini. Hal tersebut
adalah, saya melupakan satu hal, bahwa seharusnya saya memulai penulisan ini
dengan secangkir Earl Tea atau Oolong Tea – tentunya dengan gula yang sedikit.
Kalaupun tak ada, secangkir teh dengan aroma melati pun jadi, karena sungguh
tak sempurna jika saya tak minum teh ketika akan membahas sesuatu tentang
Inggris.
Sebuah Negara yang berada di Eropa Barat, namun terpisah
dari daratan utama benua Eropa ini adalah salah satu Negara yang cukup banyak
mengisi bagian dari hidup saya. Negara yang bernama resmi United Kingdom of
Great Britain and Northern Ireland, atau biasa disingkat dengan United Kingdom
(UK) ini tak lepas menginspirasi saya, terutama dalam hal seni.
![]() |
United Kingdom Map |
Muse,
adalah band yang cukup lama saya sukai hingga sekarang. Trio Devon, Teignmouth
ini adalah sebuah band rock modern Inggris yang mampu memadu alternative rock,
symphony dan lirik yang cerdas menjadi sebuah lagu yang lengkap. Tampilan live
Matthew Bellamy yang mampu memainkan gitar dan piano bergantian serta
bernyanyi, Chris Wolstenholme yang memegang bass dan backing vocal serta Dominic
Howard di belakang drum mampu memuaskan penonton di setiap konsernya (dibantu
dengan Morgan Nichols). Walau saya tidak pernah menonton secara live, tetapi
menontonnya di Youtube saja sudah sangat puas. Konser live mereka yang saya
sukai adalah ketika di Wembley dan di Reading + Leeds. Untuk album, saya rasa
semua album bagus. Tetapi jika ditanya mana yang terbaik, untuk saat sekarang
saya lebih memilih Black Holes and Revelations (berubah-ubah tergantung
kondisi). Salah satu konser membanggakan mereka (walau menurut saya Muse tidak
tampil sesempurna biasanya) untuk Inggris adalah, ketika live untuk Closing
Ceremony London 2012 Olympic dengan membawakan lagu resmi Olimpiade, Survival.
Sebuah konser megah dengan panggung Union Jack dan Koor energik di dalamnya!
![]() |
Muse |
Siapa yang
tidak kenal dengan band Queen? Band yang beranggotakan Freddie Mercury, Brian
May, Roger Taylor dan John Deacon ini sukses mencirikan sebuah band rock
Inggris pada masanya tersebut. Setelah lama vakum karena meninggalnya Freddie
Mercury dan John Deacon, band ini akhir-akhir ini kembali tampil bersama Adam
Lambert dan vokalis band Fun. Queen secara tiba-tiba dan terduga mulai saya
sukai waktu kuliah dulu, walau sebenarnya sejak dulu ayah saya termasuk
penggemar Queen dan koleksi kasetnya cukup banyak. Saat itu ketika music-musik
Baroque mulai saya sukai, secara tak sengaja saya mendengar “Bohemian Rhapsody”.
Lagu yang cukup aneh dan tak biasa, tetapi saya langsung menyukainya dan tergila-gila
dengan Queen. A Night At The Opera dan A Day At The Races adalah dua album yang
saya sukai, sedangkan Bohemian Rhapsody, Millionaire Waltz, Good Old-Fashioned
Lover Boy, Somebody To Love dan Under Pressure adalah beberapa single yang
paling saya sukai. Semakin bangga lagi dengan Queen, karena lagu We Are The
Champions termasuk lagu Olimpiade terbaik sepanjang masa.
![]() |
Queen |
Beralih
dari musik, sekarang kita melaju ke hobi lain saya, yaitu buku. Inggris
terkenal dengan beberapa penulis terkenal hingga ke masa sekarang. Di rak
toko-toko buku tentu banyak karya Agatha Christie dan Sir Arthur Conan Doyle
dengan seri detektifnya. Atau CS Lewis, JRR Tolkien dan JK Rowling dengan novel
fantasinya. Lalu Ian Fleming dengan James Bond-nya. Dari beberapa penulis
terkenal tersebut, ada dua penulis yang saya sukai, yaitu JRR Tolkien dan Alan
Moore.
JRR Tolkien
adalah seorang bapak novel High Fantasy dunia. Penceritaannya tentang saga
Middle-Earth memang sungguh kompleks, hingga saya heran, ketika saya membaca
pada sebuah bagian pemaparan, apa perlu bagian yang tidak terhubung langsung
dengan alur utama cerita seperti ini diceritakan dengan sungguh detail? Deskripsinya
mengenai kehidupan manusia, elf, dwarf, orc dan makhluk-makhluk lainnya di
dunia Middle-Earth merupakan nilai tertinggi dari novel yang dirampungkan oleh
anaknya, Christoper Tolkien, tersebut. Kadang saya berpikir, beberapa kebiasaan
hobbit yang diceritakan di novel The Hobbit: There and Back Again,
menggambarkan kebiasaan orang Inggris pada umumnya, yaitu teratur, suka minum
teh, menghisap pipa dan memiliki adat dan sopan santun dalam menjamu tamu.
![]() |
JRR Tolkien and His Middle-Earth Saga |
Yang kedua,
mungkin tidak semua orang mengenalnya, tapi beliau adalah orang yang keren.
Beliau adalah Alan Moore. Ketika Anda membuka goodreads dan mencari the Best
Graphic Novel, maka akan muncul sebuah judul buku bernama Watchmen. Buku
tersebut adalah hasil karya Alan Moore dengan ilustrator bernama Dave Gibbons.
Sebagai penggemar buku dan graphic novel, novel grafis Watchmen memang sungguh
luar biasa (walau saya susah menamatkannya). Paling tidak, buku ini mengubah
cara pandang orang terhadap sebuah komik. Lalu karya lain seperti From Hell, V
for Vendetta, Swamp Thing dan Batman: The Killing Joke adalah karya-karya yang
sangat terkenal. Komik From Hell mungkin adalah sebuah komik peringatan atas
peristiwa pembunuhan terkenal di Inggris yang bernama Jack the Ripper. Serta V
for Vendetta adalah sebuah komik mengenai anarkisme dalam melawan terhadap
pemerintah Inggris. Saya dengar V for Vendetta ada versi bahasa Indonesianya.
Tapi susah sekali mencari buku bekasnya tersebut. Lalu ada juga Batman: The Killing Joke, yang membawa sisi Joker dalam cerita Batman. Cerita ini termasuk karya esensial dalam perjalanan The Cape Crusader selama ini.
![]() |
Alan Moore and His Graphic Novel |
Itulah
mungkin beberapa hal yang saya dapat dari Inggris. Walau cenderung banyak dari
segi karya seni, tapi saya yakin banyak hal lain yang sudah saya dapat dari
Negara tersebut walau mungkin tidak terasa efeknya.
Waalaykumsalam