Kajian Bab Taubat dari Kitab Riyadhus Shalihin: Bertaubatlah Sebelum Nyawa Tercekat di Tenggorokan
Assalamualaykum
Berikut ini, saya akan share tentang hasil kajian, atau bisa dibilang sebuah resume saja, tentang masalah Taubat. Tulisan ini sebelumnya merupakan sebuah kultwit yang saya buat di bulan September tahun 2012 silam. Kultwit tersebut saya rangkum dalam chirp di sini
Tulisan berikut mengacu pada kitab Terjemahan Hadist Riyadhus Shalihin yang dibuat oleh Imam Nawawi. Dalam Bab Taubat pada Kitab 1: Ikhlas, dijelaskan tentang dasar dan pentingnya taubat bagi muslim.
Taubat merupakan suatu hal yang wajib dilakukan oleh setiap muslim, karena setiap saat, hidup tak lepas dari salah dan dosa. Entah itu dosa besar atau kecil, kita wajib untuk bertaubat, agar dosa tersebut dapat diampuni oleh Allah. Taubat menunjukkan kehambaan kita kepada Allah, Yang Maha Pengampun.
Dalam pelaksanaannya, Syarat taubat seseorang agar diterima oleh Allah ada tiga, yaitu:
1. Berhenti melakukan perbuatan dosa/maksiat tersebut.
2. Menyesali perbuatan dosa/maksiat yang telah dilakukan tersebut.
3. Berkomitmen untuk tidak mengulanginya lagi di masa mendatang.
Jika perbuatan dosa/maksiat tersebut berhubungan dengan orang lain, ditambah lagi satu syarat:
4. Membebaskan hak orang lain atas dosa tersebut. Misalkan, jika kita mencuri sesuatu dari seseorang, kita wajib mengembalikannya.
Dari ketiga syarat di atas, hal yang mungkin masih berat kita lakukan adalah nomer tiga, yaitu berkomitmen untuk tidak mengulangi. Menjamin bahwa ke depan kita tidak melakukan dosa tersebut lagi, itu sangat sulit, apalagi dosa tersebut adalah sebuah kebiasaan, tentu akan sulit untuk mencegahnya. Tetapi, jika kita meneguhkan hati, dan ingat akan ancaman Allah atas pembalasan dari dosa yang kita lakukan, insyaallah kita pasti akan berusaha untuk menahan diri untuk tidak melakukan dosa tersebut lagi.
Taubat sangat perlu kita lakukan. Taubat bukan suatu hal yang mungkin kita rencanakan akan dilakukan di saat hari tua nanti. Rasulullah yang maksum, terpelihara dari dosa, saja, melakukan 100x taubat dalam sehari, seperti yang diriwatkan oleh Muslim. Apalagi ummat seperti kita, yang bergelimang dosa. Entah, jadi apa kita nantinya di kehidupan akhirat kelak jika tidak bertaubat?
Cepat-cepatlah kita bertaubat. Tak perlu menunggu waktu kapan lagi. Saat inilah, kita bertaubat. Karena nanti ada waktu dimana taubat tidak akan diterima lagi. Allah sangat gembira menerima taubat dari hambanya, seperti gembiranya seorang pengembara yang menemukan kembali perbekalannya yang hilang di tengah padang pasir. Pintu taubat dibuka hingga matahari terbit dari barat dan hingga nyawa kita sudah sampai tenggorokan ketika malaikat maut menjemput ajal kita. Tidak ada yang tahu, kapan kita meninggalkan dunia ini, jadi secepatnyalah. Secepatnya.
Ada sebuah riwayat menceritakan bahwa di suatu masa, ada seseorang yang telah membunuh 100 orang. Dia kemudian sadar dan menyesali atas perbuatannya tersebut. Dia pun berniat untuk bertaubat dari perbuatan kejinya tersebut. Diapun disarankan pergi ke kota tertentu untuk melakukan niatannya tersebut. Tak disangka, dalam perjalanan ke kota tujuan, dia meninggal dunia. Malaikat Rahmat dan Maut kemudian mendatangi jasad orang tersebut, dan kemudian berdebat, akan dibawa oleh siapa orang ini. Akhirnya, diukurlah jarak antara tempat awal dan tujuan dengan orang tersebut. Ternyata, jarak orang tersebut lebih dekat sejengkal menuju kota tujuan. Kemudian, Malaikat Rahmat pun akhirnya yang membawanya.
Sebuah riwayat lain, menceritakan tentang Ka'ab yang tidak ikut perang Tabuk. Saat itu, laki-laki yang sehat dan tidak memiliki uzur, wajib untuk mengikuti perang. Beliau tidak memiliki uzur untuk tidak ikut perang. Ternyata penyebab ketidak ikut sertaannya karena beliau sibuk dengan perlengkapan perang, hingga akhirnya dia ketinggalan perang. Ka'ab sangat cemas akan ketidak hadirannya tersebut.
Begitu perang telah usai, Rasul datang ke masjid untuk sholat 2 rakaat, seperti yang biasa beliau tunaikan. Setelah itu, Rasul duduk lalu menerima sambutan penduduk sekitar. Setelah itu, beliau mencari Ka'ab.
Dengan penuh rasa cemas, Ka'ab pun bercerita jujur atas ketidak hadirannya, tidak seperti orang munafik yang menceritakan banyak alasan untuk tidak ikut perang. Kemudian, Ka'ab pun bertaubat. Rasul pun diam saja menanggapi apa yang dilakukan oleh Ka'ab. Diamnya Rasul ini, kemudian diikuti oleh sahabat lain. Berhari-hari hal tersebut terjadi. Ka'ab bingung atas perlakuan ini. Beliau merasa sangat bersalah dan terkucilkan atas masalah ini. Beliau pun sedih dan menangis.
Hingga 50 hari berlalu, Rasul mengabarkan bahwa taubat Ka'ab diterima oleh Allah. Tentu saja berita ini disambut dengan gembira oleh sahabat dan penduduk lainnya, apalagi Ka'ab sendiri. Seluruh sahabat memberinya selamat dan mengagumi kesabaran dalam proses taubat Ka'ab.
Cerita lain, yaitu tentang perempuan yang berzina hingga hamil. Perempuan itupun kemudian mendatangi Rasul dan meminta petunjuk untuk bertaubat. Rasul kemudian menyuruh perempuan tersebut untuk kembali lagi kepada Rasul setelah bayi yang dikandungnya lahir. Kemudian, setelah bayi yang dikandung lahir, perempuan itu kemudian mendatangi kembali Rasul. Rasul pun memerintahkan kepada sahabat untuk mendera/merajam perempuan tersebut hingga meninggal. Taubat perempuan itupun diterima. Begitulah hukum bagi seorang pezina. Semoga kita terhindar dari dosa ini. Amien!
Dari beberapa petikan cerita di atas, dapat kita simpulkan bahwa, dalam proses taubat, diperlukan sebuah pengorbanan untuk menyesali secara mendalam perbuatan dosa yang telah kita lakukan. Taubat bukan sebuah literal yang diucapkan secara verbal di dalam hati, tetapi diperlukan sebuah kesungguhan hati dan perbuatan. Kemudian yang paling utama, niat taubat dari diri kita benar-benar murni hanya untuk mendapat ampunan dari Allah semata. Semoga Allah menerima taubat kita. Amien!
Sekian mungkin yang bisa saya sampaikan mengenai Bab Taubat dalam Kitab Riyadhus Shalihin kali ini. Lebih jelas dan lengkapnya, silakan Anda baca sendiri kitabnya. Mohon koreksi jika ada yang salah. Marilah kita saling mengingatkan, saudaraku.
Semoga bermanfaat :)
Waalaykumsalam