Jobseeker in Pare: Simpang Lima Gumul yang Menakjubkan!



Assalamualaykum

Alhamdulillah
Lamaran yang dikirim uhib di sebuah rumah Sakit terkenal di daerah Pare. Kediri, direspons juga. Hari Rabu, ada tes wawancara bagi pelamar. Untung aja, acara CTU-nya di Ijen udah beres hari Senin kemarin, sehingga tidak perlu repot-repot atau bingung untuk kesana.
Nah, masalahnya sekarang, antara aku dan uhib, ga ngerti dimana letak rumah sakit tersebut. Hehehe. Kemarin memang surat lamarannya dikirim, dan itu juga saran dari temen-temennya untuk coba masukin lamaran kesitu. Yang jelas, kita akan naik motor untuk kesananya, biar enak nyari-nyarinya, walau mungkin bakalan capek. hehehe.
Berita bagusnya, ternyata temannya dipanggil juga, jadi ada barengan untuk kesana. Yaudah, saya hanya mengekor aja temennya yang udah tau lokasinya tersebut.
Kami berangkat melewati jalur selatan, tepatnya Kepanjen - Sumberpucung - Karangkates - Wlingi - Selorejo - Kesamben - Talun - Garum - Blitar - Srengat - Udanawu - Kabupaten Kediri (Lupa nama kecamatan2-nya, hhehehe) - Pare. Sebenarnya, kata Google Maps sih, dekat lewat Malang - Batu. Tapi karena temannya itu rumahnya di Wlingi, jadi kita lewat selatan. Selain itu juga, masalah jembatan Ngrepih (yang merupakan jalur utama Malang - Jombang) yang dulu sempat rusak itu, juga saya tidak tahu sudah beres apa belum. Termasuk lintasan Pujon dan Ngantang yang cukup memacu adrenalin. hehehe.
Karena acaranya dimulai pukul 08.00, maka kami berangkat pukul 4 pagi. hehehe. lebay sekali, tapi ya mau gimana lagi. Lebih baik datang kepagian daripada terlambat. Attitude is a matter thing for interview test. hehehe.
Busyet, pagi itu dingin sekali. Kabut dimana-mana. Jarak pandang terbatas, rata-rata sekitar <50 meter. Cukup berbahaya untuk mengendari dengan ngebut, apalagi pada saat-saat rush hour dan di jalan protokol. KOndisi jalan di beberapa titik yang bergelombang dan menyempit, juga faktor utama yang perlu diwaspadai. Ditambah lagi di daerah Udanawu gerimis mulai mengguyur. Fyuh... adem bener...
Sebenarnya, kita tidak perlu melewati kota KEdiri untuk ke Pare. Feeling saya mengatakan, mungkin di daerah kota Blitar ada shorcut untuk langsung ke Pare (tentunya melewati jalan-jalan kecil alias bukan Jalan Provinsi). Tapi, karena saya cupu daerah Blitar dan Kediri, jadi ya manut aja. ehehehehe.
Habis dari Kota kediri, kita belok ke arah timur untuk menuju Pare. Yah, bisa dibilang, perjalanan kita seperti icon "Refresh" pada browser Mozilla Anda. hehehe. Kita memutari gugusan gunung yang memisahkan Kepanjen dan Pare. (berharap ada phytagoras. hahhaha).
Beberapa kilometer sebelum memasuki Kota Pare (ibukota Kabupaten Kediri. CMIIW), kita melewati sebuah tempat yang menurut saya seperti monumen kotak yang ada di Prancis. Yup, sekilas, saya baca, nama tempat itu adalah Simpang Lima Gumul. wow, tempatnya keren sekali teman-teman (hanya saja, banyak petugas Dishub-nya. huahahaha). Bangunan kotak, seperti Gate yang bersambung, dengan relief-relief khas Candi-Candi di Jawa Timur, tempat ini begitu megah. Berdiri di tengah-tengah bundaran atau simpang yang  mengubungkan jalur-jalur alternatif dan utama menuju beberapa kota di sekitar Kediri, mengundang kami untuk mampir di bangunan yang keliahatannya masih baru ini. Tapi, sepertinya kita harus mengurungkan niat kami dulu. Karena waktu kita mepet. Jadi nant saja pulangnya mampir untuk, yah, narsis2 disitu. hehe.
Akhirnya sampai juga di lokasi. Fyuh, capek juga. Pantat rasanya habis duduk di penggorengan jenang dodol. hahaha. Walau begitu, kami tidak merasa capek banget atau gimana, karena RUmah Sakit yang akan menerima uhib dan temen-temennya ini cukup megah dan Sepertinya, profesional (Yup, poin ini lah yang penting dalam sebuah perusahaan yang akan kita masuki). Dengan pasien-pasien yang, sebagian besar orang-orang menengah ke atas, sepertinya tes ini akan berjaalan cukup ketat. Yup, pastinya, hanya orang-orang terpilih yang profesional yang akan diterima disini.
Akhirnya saya ikut masuk, karena capek dan ngantuk. Pengen tidur rasanya di ruang tunggu. hehehe. Ketika kami masuk ke dalam, kita jadi kaget. Ataga! ternyata banyak juga yang mau dites. Mungkin sekitar hampir 15-an orang (dengan jumlah orang yang akan diterima masih N/A). Hmm, bakalan ada pertarungan sengit disini. hehehe.
Lama menunggu,sampai jam sebelasan, akhirnya dimulai juga. Ternyata dokter yang akan menguji ternyata sakit. Jyah, tahu gini, kita tadi tidak pagi-pagi sekali berangkatnya. hehehehe. Kemudian para peserta pun langsung digiring ke lantai atas. Sementara itu, saya diajak mengoborol dengan salah satu orang tua peserta. Kita ngobrol banyak dan akan saya tulis di blog selanjutnya. hehehe.
Tak lama kemudian, tes selesai. Koq cepet banget? mungkin hanya setengah jam-an saja. Ternyata kata uhib, hari itu cuma pengenalan aja. Jum'at suruh balik (bakalan ada penggorengan jenang dodol part 2 nih). Yah,,, cukup kecewa juga sih. Tapi paling ga tadi dapat ilmu banyak dan lebih mengenal tu rumah sakit. Karena tadi pas acara di atas, ada banyak pengarahan dan pengenalan rumah sakit secara mendetail. Tidak rugi juga. Lagipula, ini adalah perjuangan. hehehe.
Kita pun kemudian segera sholat, makan kemudian langsung pulang. Rencana saya sih, pulangnya lewat Malang saja karena pingin tahu jalannya saja n sapa tau bisa mampir Matos, hahaha, tapi sungkan ma temennya uhib. Jadi kita pulang lagi lewat jalur selatan, melawan arah jarum jam. Tapi bedanya, kami akan mencari shorcut untuk bisa cepet nyampe daerah Blitar.
Yup, akhirnya, di daerah Simpang Lima Gumul, kami lihat ada papan penunjuk arah, menuju arah Blitar, kami ambil aja dah jalan kesitu (ga jadi foto-foto di SLG, karena udah mau ujan kayaknya. hehehe). Yup, jalan itu ternyat memang membinmbing kami untuk cepet nyampe Blitar. Jalan itu melewati daerah Wates, Ponggok dan nyampe juga di daerah Srengat. Hmm, shrocut banget. hehehe. Tapi hujannya ga tanggung2. Uhib basah kuyup. Kasihan juga. mau gimana lagi. mau nunggu reda juga ga mungkin. Ujannya keliatan kalau bakalan lama dan "awet".
Lanjut terus dah. Sampai sumberpucung, kami mampir mbakso dulu, karena laper untuk butuh hangat. hehehe. Habis itu nyampe rumahnya uhib dah. Fyuh, capek banget dan adem banget.
Yang saya dapat dari perjalanann ini adalah, dari beberapa daerah yang saya lewati, Kota Blitar adalah kota yang menarik bagi saya. Kota yang keliatan adem, dengan bangunan dan bentuk kota yang relatif "kotak" dan rapi. Banyak pohon di sana sini. Jalanan tidak terlalu ramai di sana-sini. Jarang tempat parkir. Kotanya masih banyak sawah dan tanah-tanah kosong dihuni rimbunan pohon. Kota yang cenderung datar, sedikit jalan menanjak dan jalan rusak. Ruko yang sedikit. Bangunan lama yang masih utuh dan dipertahankan. Spanduk dan baliho yang tidak banyak "menghiasi" kota. Dan masih banyak lagi. Yang jelas, kota ini bisa jadi tempat pilihan untuk bermukim dengan ketenangan dan kenyamanan sebagai tujuannya.
Untuk daerah Kabupaten Blitar, dengan slogan atau motto alias semboyan, Hurub Hambangun Praja, saya lebih menyukai daerah Wlingi. Wlingi, "mirip" dengan Blitar, dalam tatanan kota. Entah kenapa, menurut saya kedua kota ini hampir sama sekilas (tentunya, keadaan aslinya tidak sama. hehehe). wlingi nyaman dan sejuk kotanya.
Untuk daerah Kota Kediri, saya merasakan hawa yang sama dengan di Malang. entah kenapa, hawanya sama dengan di Malang yang sekkarang "memanas". hehehehe. Yang cukup membingungkan, disini (dan sebagaian besar kota-kota di daerah Jatim) papan penunjuk arahnya sedikit. harusnya, di setiap persimpangan, entah itu jalan kampung atau apa, diberi penunjuk arah, biar pendatang tidak kesasar. hehehe
Untuk daerah Kabupaten Kediri, saya tertarik dengan Kota Pare. Kota ini terlihat sangat maju dari Kota lainnya (sekali lagi sekilas, dan saya tidak melewati seluruh daerah di Kediri lho. hehehe). DI kota ini, banyak sekolahnya dan bangunan-bangunan lamanya juga cukup unik.
Yang jelas, kapan-kapan, akan lebih lama lagi saya akan menjelajah kota-kota di atas. Tempat-tempat baru dengan suasana baru, tentu akan memberikan inspirasi baru bagi kita. Sebuah suntikan semangat dan keterbukaan berpikir juga menjadi hal yang kita dapat saat memasuki wilayah baru. Ternyata dunia ini sangat luas, dan masih banyak hal yang menarik di luar rutinitas kita sehari-hari.

Waalaykumsalam

Popular Posts